Ilustrasi Jeruk Bali

Ketika seseorang mengalami cedera, maka tubuh akan memberi respon dengan mengalami pembekuan darah. Hal ini terjadi agar tubuh berhenti mengalami pendarahan yang membahayakan kesehatan.

Namun, jika pendarahan terjadi pada lebih dari satu vena dalam tubuh, kondisi ini disebut sebagai Deep Vein Thrombosis (DVT) dan bisa menimbulkan masalah bagi pasiennya.

Mengutip Express, ada sebuah kasus yang melaporkan bahwa seorang wanita mengalami pembekuan darah pada kakinya. 

Akibatnya, ia pun terpaksa hampir kehilangan kakinya akibat diamputasi. Jurnal Lancet pun menyebutkan bahwa penyebab kejadian yang dialami wanita ini sangat mengejutkan. 

Setelah diselidiki, ternyata wanita itu memiliki kebiasaan mengkonsumsi jeruk bali setiap hari. Menurut para peneliti, buah ini mungkin telah memicu pembekuan darah karena dikonsumsi terus-menerus.

Selain itu, pasien diketahui sempat menyetir jarak jauh setiap hari dengan durasi yang lama. Perjalanan mobil yang dilakukannya itu memakan waktu sekitar 1,5 jam.

Fisiknya yang kelelahan, ditambah dengan sebelumnya ia juga meminum kontrasepsi oral estrogen dan memiliki varian genetik yang disebut mutasi faktor V Leiden. Sehingga, pasien pun berisiko terkena DVT atau pembekuan darah.

Konsumsi jeruk bali selama 3 hari berturut-turut disebut dapat memblokir kerja enzim CYP3A4. Enzim ini berfungsi untuk memecah hormon kontrasepsi estrogen. Sehingga, tindakan ini pun bisa meningkatkan koagulabilitas.

Koagulabilitas adalah kondisi adanya kecenderungan darah untuk menggumpal. Hal ini karena jus jeruk bali mengalami pemecahan yang sangat lambat. Sehingga, efek kumulatif ini berdampak bagi tubuh bila dikonsumsi setiap hari.

Di hari ketiganya meminum jus jeruk bali, kadar estrogen wanita itu pun meningkat berkali-kali lipat di atas normal hingga memicu pembekuan darah. Kondisi diperparah karena ia memiliki varian genetik mutasi faktor V Leiden.

Wanita 42 tahun ini pun dirawat darurat di Olympia, di negara bagian Washington, pantai Pasifik AS pada November 2008. Selain pembekuan darah pada kakinya, ia juga mengalami sesak napas, pusing, dan kesulitan berjalan.

Gumpalan darah besar yang menghalangi pembuluh darah di kaki kirinya pun ditemukan dari hasil pemeriksaan ultrasound.

Dokter darurat pun memberinya obat penghilang pembekuan darah langsung di pusat penyumbatan untuk mengatasi gangren.

"Tampak seolah-olah jeruk bali seperti menaikkan efek trombotik dari pil kontrasepsi. Karena pasien memiliki kecenderungan genetik, kondisinya pun menjadi lebih parah. Namun, ini adalah studi kasus tunggal dan kasus yang sangat tidak biasa," papar Dokter Trevor Baglin, Konsultan Hematologi, Addenbrooke's NHS Trust dikutip dari Express.

Meski begitu, konsumsi jeruk bali tetap baik bagi kesehatan selama tidak berlebihan dan tidak memiliki masalah kesehatan tertentu. Perbedaan kondisi fisik dan genetik antara orang satu dengan lainnya juga mempengaruhi. 

Seperti yang disebutkan Dokter Trevor, kasus wanita itu adalah tidak biasa dialami. Sehingga, pemilihan makanan perlu dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik dan kesehatan masing-masing.

 

Sumber gambar: Gambar Jeruk Bali | kumparan.com