Photo from Pixabay

Gula telah menjadi salah satu bahan makanan yang paling umum dan sering digunakan di seluruh belahan dunia. Rasanya yang manis membuatnya disukai banyak orang dan sering ditambahkan dalam berbagai masakan dan minuman. Namun, perlu kita pahami bahwa tidak semua gula mempunyai efek yang sama pada kesehatan.

1. Jenis-jenis Gula

Secara umum, gula dibagi menjadi dua jenis, yakni gula alami dan gula tambahan.

Gula Alami merupakan gula yang ditemukan secara alami dalam makanan, seperti fruktosa dalam buah, laktosa dalam susu, juga glukosa dalam sayuran. Gula alami biasanya disertai dengan serat, vitamin, dan mineral, yang dapat membantu tubuh dalam memprosesnya dengan lebih baik. Misalnya pada buah, bukan hanya memberi rasa manis, tetapi bermanfaat juga untuk membantu proses pencernaan.

Gula Tambahan merupakan gula yang ditambahkan ke makanan atau minuman. Gula tambahan meliputi sukrosa (gula pasir), glukosa, dan sirup jagung. Makanan dan minuman yang mengandung gula tambahan sering kali tinggi kalori tetapi rendah nutrisi, yang menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas dan diabetes.

2. Baca Label Makanan

Salah satu cara ampuh untuk membedakan gula asli dan gula berbahaya yaitu dengan membaca label makanan di bagian komposisi dan informasi nilai gizi.

Jika gula disebutkankan sebagai salah satu bahan utama, terutama dalam bentuk gula tambahan, bisa menjadi salah satu pertanda mungkin makanan atau minuman tersebut tidak baik untuk kesehatan. Misalnya, sirup jagung, dextrose, fruktosa, maltose, gula tebu, dan gula cokelat.

3. Perhatikan Indeks Glikemik

Indeks glikemik (GI) merupakan ukuran seberapa cepat karbohidrat dalam makanan akan meningkatkan kadar gula darah. Gula tambahan umumnya memiliki GI tinggi, yang berarti bisa menyebabkan lonjakan gula darah secara cepat. Contoh makanan dengan GI tinggi yaitu roti putih, permen, dan minuman manis.

4. Kenali Dampak Kesehatan

Mengonsumsi gula tambahan sering kali dikait-kaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Beberapa efek negatif dari konsumsi gula berlebihan meliputi:

Obesitas: Makanan yang kaya gula tambahan dapat menyebabkan kelebihan kalori, yang menyebabkan peningkatan berat badan.

Diabetes Tipe 2: Asupan gula yang tinggi akan meningkatkan risiko resistensi insulin, yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

Penyakit Jantung: Konsumsi gula tambahan yang berlebihan nisa meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk tekanan darah tinggi dan peradangan.

5. Cermati Rasa dan Tekstur

Gula asli, seperti gula kelapa, madu, atau sirup maple, cenderung mempunyai rasa yang lebih kompleks dan biasanya tidak terlalu manis jika dibandingkan dengan gula tambahan. Gula tambahan, terutama gula putih, memiliki rasa yang sangat manis dan cenderung halus dalam tekstur. Gula alami bertekstur yang lebih kental atau kasar, tergantung pada sumbernya.

6. Perhatikan Porsi dan Frekuensi Konsumsi

Meski gula alami lebih baik untuk kesehatan dibandingkan gula tambahan, penting untuk tetap mengontrol porsi dan frekuensi konsumsi gula, baik yang asli maupun tambahan. Terlalu banyak mengonsumsi gula, bisa menyebabkan masalah kesehatan. Beberapa tips untuk mengontrol konsumsi gula:

Batasi Makanan Olahan: Hindari makanan atau minuman yang mengandung banyak gula tambahan. Perbanyak konsumsi makanan utuh yang tidak diproses.

Baca Label: Selalu periksa label nutrisi untuk mengetahui kadar kandungan gula dalam makanan.

Pilih Sumber Alami: Utamakan konsumsi gula yang berasal dari buah segar dan sayuran asli, yang akan lebih banyak memberikan nutrisi penting lainnya.

Buat Pilihan Manis yang Sehat: Gunakan bahan alami seperti buah untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman.

Membedakan antara gula asli dan gula berbahaya menjadi salah satu langkah penting untuk menjalani hidup sehat. Dengan memahami jenis-jenis gula, membaca label makanan, memperhatikan indeks glikemik, mengenali dampak kesehatan, serta mencermati rasa dan tekstur, akan menjadi salah satu cara diri mengontrol asupan yang baik dan buruk untuk kesehatan. Meski demikian, tetap batasi konsumsi gula harian agar tidak merusak tubuh di masa mendatang.