Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau yang biasa dikenal dengan penyakit asam lambung merupakan gangguan pencernaan yang seringkali dialami oleh banyak orang. Kondisi ini dapat terjadi ketika asam dari lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan gejala seperti rasa panas di dada (heartburn), sensasi pahit atau asam di mulut, serta rasa tidak nyaman di perut.
Selain pengobatan medis, beberapa metode alami rupanya bisa diupayakan dan membantu meredakan gejala ini, salah satunya adalah dengan mengunyah permen xylitol. Permen ini adalah pemanis alami yang biasa digunakan sebagai pengganti gula dalam berbagai produk makanan, termasuk permen karet.
Permen karet xylitol terkenal karena manfaatnya bagi kesehatan gigi, tapi rupanya juga memiliki efek positif untuk membantu mengatasi gejala asam lambung. Berikut beberapa alasan mengapa permen xylitol mampu menjadi solusi sederhana bagi penderita GERD.
1. Meningkatkan Produksi Air Liur
Ketika seseorang mengunyah permen xylitol, produksi air liur di mulut meningkat secara signifikan. Air liur memainkan peran penting dalam sistem pencernaan, terutama bagi penderita asam lambung. Air liur mempunyai sifat basa yang membantu menetralkan kelebihan asam di kerongkongan.
Ketika produksi air liur meningkat, aktivitas menelan juga akan lebih sering terjadi, sehingga asam lambung yang mungkin telah naik ke kerongkongan dapat terdorong kembali ke lambung.
2. Kandungan Bikarbonat dalam Air Liur
Selain membantu menetralkan asam lambung, air liur yang lebih banyak juga akan meningkatkan efektivitas kandungan bikarbonat di dalamnya. Bikarbonat ialah senyawa alami yang berfungsi sebagai penyeimbang pH. Dengan mengunyah permen xylitol, tingkat bikarbonat di mulut bisa membantu melindungi kerongkongan dari iritasi akibat paparan asam lambung.
3. Melindungi Kesehatan Gigi
Penderita GERD sering mengalami masalah pada gigi, seperti kerusakan enamel, karena seringnya asam lambung naik ke kerongkongan hingga ke mulut. Permen xylitol memberikan manfaat tambahan dengan mengurangi risiko kerusakan gigi.
Xylitol mampu membantu dalam menghambat pertumbuhan bakteri penyebab gigi berlubang, seperti Streptococcus mutans. Hal ini membuat permen xylitol menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan permen biasa yang mengandung gula.
4. Bebas Gula dan Rendah Kalori
Permen xylitol bebas dari gula tambahan dan mempunyai kalori yang lebih rendah dibandingkan permen konvensional. Hal ini membuatnya lebih aman dikonsumsi oleh penderita diabetes atau bagi yang ingin menjaga berat badan ideal. Bebasnya kandungan gula juga membuat permen ini lebih aman untuk penggunaan jangka panjang.
Cara Penggunaan Permen Xylitol untuk Gejala Asam Lambung
Untuk membantu mengurangi gejala asam lambung, dapat dengan mengunyah permen xylitol selama 15–20 menit selepas makan. Aktivitas ini akan merangsang produksi air liur, membantu proses pencernaan, dan mencegah asam lambung naik kembali ke kerongkongan.
Meski begitu, permen xylitol tidak diperkenankan untuk dikonsumsi berlebihan, karena bisa menyebabkan efek samping ringan seperti perut kembung atau diare pada beberapa orang yang sensitif terhadap xylitol.
Kombinasi dengan Pola Hidup Sehat
Meski permen xylitol terbukti membantu meringankan gejala GERD, tetap penting untuk memahami bahwa ini bukanlah pengobatan utama. Kombinasikan kebiasaan mengunyah permen xylitol dengan pola hidup sehat lainnya, seperti:
- Menghindari makanan dan minuman yang memicu naiknya asam lambung, misalnya kopi, cokelat, makanan berlemak, dan makanan pedas.
- Makan dalam porsi kecil tetapi sesering mungkin.
- Menghindari berbaring setelah makan.
- Menjaga berat badan ideal untuk mengurangi tekanan pada perut.
Dengan demikian, permen xylitol dapat menjadi solusi alami dan praktis membantu mengurangi gejala penyakit asam lambung. Dengan meningkatkan produksi air liur dan mendukung proses penetralan asam lambung, permen ini bisa menjadi bagian dari strategi pengelolaan GERD yang efektif.
Meski begitu, penggunaannya tetap harus diimbangi dengan pola hidup dan pola makan sehat, gaya hidup yang baik, serta bila perlu, konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat.