Daftar Isi
Zat Kimia Berbahaya
Dampak Mengonsumsi Mi Instan pada Tubuh
Tips Mengonsumsi Mi Instan Secara Sehat
Siapa yang tidak kenal dengan mi instan? Setiap kalangan pasti mengetahui makanan enak dan praktis dibuat ini yang banyak digemari mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Awalnya mi instan pertama kali ditemukan oleh seorang pengusaha asal Jepang yang lahir di Taiwan, Momofuku Ando pada tahun 1958, tepat sepuluh tahun sejak Perang Dunia II. Ia ditugaskan oleh Kementerian Pertanian Jepang untuk mengolah makanan dari bahan dasar gandum. Pria yang akrab dipanggil Ando ini berpikir makanan seperti apa yang mudah dibuat, praktis, cepat, tahan lama, dan tentunya enak. Hingga lahir lah ramen ayam yang dikenal sebagai mi instan.
Kini bukan hanya rasa ayam saja yang ditawarkan, beragam rasa bermunculan dari mulai sayuran, makanan laut, keju, dan rasa-rasa lain yang tentunya menggugah selera setiap lidah, tetapi sayangnya sebagian besar para penikmat mi instan lupa akan risiko yang disajikan pula pada sebungkus makanan praktis nan lezat ini.
Mi instan kadang-kadang disebut pula makanan tak sehat karena kandungan lemak, garam, terutama karbohidrat sangat tinggi, tetapi rendah vitamin, protein, dan serat, pun mineral. Penelitian menunjukkan terlalu sering mengonsumsi mi instan berkaitan dengan buruknya kualitas makanan dan akan berdampak pada nutrisi yang diperlukan tubuh. Studi yang dilakukan Harvard School of Public Health menyebut bahwa menyantap dua porsi mi instan atau lebih dalam kurun waktu satu minggu, memiliki risiko tinggi terkena diabetes dan obesitas.
Zat Kimia Berbahaya
Selain kandungan nutrisi untuk tubuh yang bisa dikatakan kurang, dalam mi instan terdapat pula zat-zat berbahaya yang dapat merusak tubuh jika dikonsumsi secara berkala dalam jumlah besar.
Tinggi Natrium/Sodium
Terkandung dalam bumbu penyedap, setiap satu porsi mi instan mengandung sekitar 860 mg natrium, batas konsumsi natrium adalah 2.000–2.400 mg per hari. Bayangkan jika mi instan yang dikonsumsi lebih dari satu selama satu hari.
Zat Pengawet / Kandungan Lilin dan Nipagin
Pengawetan yang dilakukan saat memproduksi mi instan adalah dengan cara deep frying (menggoreng dengan minyak panas selama kurang lebih 2 menit dalam suhu 120 - 260 derajat hingga kering) untuk mengurangi kadar air dan bakteri. Kandungan lilin digunakan untuk melapis mi yang sudah digoreng agar tak saling menempel satu sama lain. Zat Nipagin sendiri digunakan pada bumbu kecap pada mi instan dengan Permesken RI No 722/Menkes/Per/IX/88 batas maksimum 250mg/kg. Sayangnya masih belum pasti apakah zat nipagin pada mi instan masih di bawah batas atau tidak.
Monosodium Glutamate (MSG)
Zat kimia inilah yang membuat mi instan lebih gurih, asin, manis, pun asam. Di sisi lain MSG berisiko pada kesehatan. MSG yang dikonsumsi berlebihan akan menyebabkan jantung berdebar-debar, pusing, rasa sakit di dada, dan memperparah penyakit lain yang sudah ada.
Dampak Mengonsumsi Mi Instan pada Tubuh
Tak dapat dipungkiri dibalik rasanya yang memanjakan lidah, mi instan ternyata memiliki dampak-dampak negatif yang dapat merusak tubuh apalagi dikonsumsi secara berlebihan dan sering.
Bahaya Obesitas
Obesitas adalah salah satu ancaman dari bahaya mi instan. Mengonsumsi mi instan membuat perut cepat kenyang dan cepat pula lapar, membuat tanpa sadar untuk makan lebih banyak lantaran kembali merasa lapar, pun kandungan karbohidrat tinggi menjadi faktor penyebabnya juga.
Risiko Batu Ginjal
Kandungan garam yang tinggi pada mi instan seiring konsumsinya yang banyak, akan membuat garam menumpuk di ginjal yang tentunya dapat mempercepat terbentuknya batu ginjal dan merusak perlahan.
Tekanan Darah Tinggi
Konsumsi natrium dan sodium menurut penelitian dapat meningkatkan tekanan darah dan berisiko pada rusaknya pembuluh darah sehingga presentase terkena penyakit kardiovaskular makin tinggi.
Gangguan Pencernaan
Mi instan adalah salah satu jenis makanan yang sulit dicerna, sehingga menyebabkan sistem perencanaan harus bekerja lebih berat. Apalagi bila dikonsumsi secara berlebihan.
Tips Mengonsumsi Mi Instan Secara Sehat
- Menambahkan sayuran pada mi instan seperti wortel, kol, brokoli, dan sayur lainnya dapat membantu menyeimbangkan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.
- Menambahkan protein akan membantu menambah rasa pada mi instan sekaligus menambah gizi yang diperlukan oleh tubuh.
- Batasi bumbu-bumbu mi instan untuk mengurangi konsumsi natrium dan sodium tinggi. Bila rasa mi instan kurang, ada baiknya ditambah dengan penyedap rasa alami seperti bawang goreng, bawang putih, atau cabai.
- Jangan merebus mi instan dengan plastiknya atau pada wadah berbahan dasar plastik. Kandungan kimia pada plastik dapat membahayakan tubuh disamping konsumsi mi instan yang juga mengandung zat kimia.
- Atur konsumsi mi instan dalam sehari. Kalori pada sebungkus mi instan hampir sama dengan kalori tiga porsi nasi putih. Jika hari ini mengonsumsi mi instan maka wajib mengurangi asupan karbohidrat pada jam makan selanjutnya. Hindari menyantap mi instan malam hari apalagi menjelang tidur, itu dapat meningkatkan risiko obesitas dan juga diabetes.
- Olahraga teratur untuk membakar kalori dalam tubuh.
Demikian tips mengonsumsi mi instan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Meski tips-tips di atas diikuti, ada baiknya untuk secara teratur mengurangi konsumsi mi instan demi meminimalisir dampak-dampak negatif di kemudian hari. Bila perlu konsultasi kepada dokter untuk mengetahui lebih dalam pola makan sehat, pun bila ada kesulitan atau susah untuk berhenti mengonsumsi mi instan berlebihan.
Sumber gambar: Foto mi instan | pexels-markus-winkle