Gejala dan Penyebab Hirschsprung, Bikin Tidak Bisa BAB Sejak Lahir

Penyakit Hirschsprung merupakan gangguan pada usus besar yang menyebabkan feses atau tinja terjebak di dalam usus.

Gejala dan Penyebab Hirschsprung, Bikin Tidak Bisa BAB Sejak Lahir
Hirschsprung

Penyakit Hirschsprung adalah sebuah kondisi medis yang memengaruhi sistem pencernaan, terutama usus besar. Penyakit ini umumnya dapat diketahui sejak bayi baru lahir, meskipun pada beberapa kasus dengan tingkat keparahan yang ringan, penyakit ini baru terdeteksi setelah anak sudah lebih besar. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang penyakit Hirschsprung, termasuk penyebabnya, gejalanya, metode diagnosis, pengobatan, serta upaya pencegahan yang dapat dilakukan.

 

Penyebab Penyakit Hirschsprung

Belum diketahui secara pasti mengapa saraf pada usus besar pada penderita penyakit Hirschsprung tidak terbentuk secara sempurna. Namun, kondisi ini diduga terkait dengan beberapa faktor risiko, antara lain:

1. Berjenis kelamin laki-laki

Penyakit Hirschsprung lebih umum terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

2. Riwayat keluarga

Memiliki keluarga yang menderita penyakit Hirschsprung dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini.

3. Penyakit bawaan lain

Beberapa penyakit bawaan lain, seperti sindrom Down atau penyakit jantung bawaan, juga dapat berhubungan dengan penyakit Hirschsprung.

 

Gejala Penyakit Hirschsprung

Gejala penyakit Hirschsprung dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Pada umumnya, gejala dapat dideteksi sejak bayi baru lahir.

  1. Bayi tidak dapat buang air besar dalam 48 jam setelah lahir.
  2. Muntah berwarna coklat atau hijau.
  3. Perut membesar.
  4. Rewel.
  5. Demam.
  6. Diare cair dan berbau busuk.

Pada kasus penyakit Hirschsprung yang ringan, gejala sering baru muncul saat anak sudah lebih besar. Gejala yang dapat terjadi antara lain:

  1. Mudah lelah.
  2. Perut terlihat kembung dan buncit.
  3. Sembelit yang terjadi dalam jangka panjang (kronis).
  4. Hilang nafsu makan.
  5. Berat badan tidak bertambah.
  6. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

 

Kapan Harus ke Dokter

Jika bayi Anda tidak buang air besar dalam waktu 48 jam setelah lahir, segera hubungi dokter. Pada anak yang lebih besar, Anda juga perlu melakukan pemeriksaan ke dokter anak jika muncul gejala-gejala yang telah disebutkan di atas. Penting untuk diingat bahwa pasien yang sedang dalam pengobatan atau telah menjalani operasi untuk mengobati penyakit Hirschsprung perlu menjalani pemeriksaan secara berkala sesuai anjuran dokter, agar kondisinya dapat terus dipantau.

 

Diagnosis Penyakit Hirschsprung

Untuk mendiagnosis penyakit Hirschsprung, dokter akan melakukan beberapa langkah berikut:

1. Anamnesis

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami oleh anak dan riwayat kesehatannya. Informasi mengenai riwayat keluarga yang menderita penyakit Hirschsprung juga akan menjadi pertimbangan dalam proses diagnosa.

2. Pemeriksaan fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan abdomen untuk mengetahui adanya pembesaran perut atau adanya massa yang dapat mengindikasikan penyakit Hirschsprung. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan colok dubur dengan menggunakan alat yang disebut rektosigmoidoskopi untuk melihat kondisi usus besar bagian akhir.

3. Pemeriksaan penunjang

Untuk memperkuat diagnosa, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti:

    • Foto Rontgen. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya penyumbatan pada usus besar.
    • Manometri anorektal. Dokter akan menggunakan alat khusus berupa balon dan sensor tekanan untuk memeriksa fungsi usus. Tes ini umumnya dilakukan pada anak yang lebih besar.
    • Biopsi. Dokter akan mengambil sampel jaringan usus besar yang selanjutnya akan diperiksa di bawah mikroskop untuk memastikan diagnosis penyakit Hirschsprung.

 

Pengobatan Penyakit Hirschsprung

Pengobatan utama untuk penyakit Hirschsprung adalah melalui prosedur operasi. Jenis operasi yang akan dilakukan dapat disesuaikan dengan kondisi anak. Dua metode pengobatan yang umum dilakukan adalah:

1. Prosedur penarikan usus (pull-through surgery)

Pada prosedur ini, dokter akan mengangkat bagian usus besar yang tidak bersaraf dan kemudian menarik dan menyambungkan bagian usus yang sehat langsung ke dubur atau anus. Prosedur ini bertujuan untuk memperbaiki fungsi usus agar bayi atau anak dapat buang air besar secara normal.

2. Ostomi

Ostomi dilakukan pada anak yang kondisinya tidak stabil atau lahir prematur. Pada prosedur ini, dokter akan memotong bagian usus yang bermasalah dan mengarahkan usus yang sehat ke lubang yang dibuat di perut (stoma). Stoma ini akan berfungsi sebagai jalan untuk membuang feses. Setelah kondisi anak membaik, dokter akan menutup lubang di perut dan menyambungkan usus yang sehat ke anus.

Setelah menjalani operasi, pasien biasanya perlu menjalani rawat inap di rumah sakit selama beberapa hari. Selama masa pemulihan, usus akan pulih secara bertahap dan dapat berfungsi kembali dengan normal. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu pemulihan termasuk memberikan anak minum air putih dalam jumlah yang cukup untuk menjaga hidrasi dan makan makanan tinggi serat untuk mencegah sembelit.

 

Komplikasi Penyakit Hirschsprung

Penyakit Hirschsprung yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan timbulnya komplikasi serius. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah:

  1. Kekurangan gizi dan dehidrasi. Gangguan pada sistem pencernaan dapat menghambat penyerapan nutrisi penting dari makanan. Hal ini dapat menyebabkan anak mengalami kekurangan gizi dan dehidrasi.

  2. Infeksi usus (enterokolitis). Pada beberapa kasus, terutama pada bayi yang belum mendapatkan pengobatan yang tepat, dapat terjadi infeksi usus yang disebut enterokolitis. Infeksi ini dapat mengancam nyawa dan memerlukan penanganan medis segera.

  3. Pecahnya usus (perforasi usus). Jika kondisi penyakit Hirschsprung tidak diobati dengan tepat, tekanan yang tinggi dalam usus besar dapat menyebabkan usus pecah. Ini merupakan kondisi yang darurat dan membutuhkan tindakan bedah mendesak.

  4. Inkontinensia tinja. Setelah menjalani operasi, beberapa anak mungkin mengalami masalah dengan kontrol buang air besar. Mereka dapat mengalami inkontinensia tinja, yaitu tidak mampu mengendalikan keluarnya tinja secara normal.

 

Pencegahan Penyakit Hirschsprung

Sayangnya, hingga saat ini tidak ada cara yang pasti untuk mencegah penyakit Hirschsprung karena penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Namun, bagi individu yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan. Dokter dapat memberikan informasi dan saran yang tepat tentang kemungkinan risiko dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil.

Selain itu, penting untuk memperhatikan gejala yang muncul pada bayi atau anak. Jika ada kecurigaan adanya masalah pada sistem pencernaan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.