Stress / Photo by Tara Winstead: https://www.pexels.com/photo/scattered-papers-and-broken-pencils-8406973/

Burnout syndrome merupakan salah satu kondisi stres yang memiliki hubungan dengan pekerjaan. Stress yang satu ini juga dikenal dengan occupational burnout atau job burnout. Kondisi ini bisa terjadi saat seseorang mengalami kelelahan secara fisik dan emosional. 

Burnout menggambarkan kondisi dimana seseorang yang tadinya memiliki semangat kerja tinggi namun kemudian mulai merasa lelah dengan pekerjaan yang digelutinya. Bisa jadi pekerjaan yang diberikan mungkin sudah melebihi kapasitas kemampuan kita atau kenyataan tidak berjalan sesuai yang dibayangkan.

Seringkali burnout dialami sektor pekerja yang harus melayani kebutuhan massa atau umum atau banyak orang.

 

 

 

Karakteristik Penderita Burnout

Karakteristik penderita burnout di antaranya kelelahan, lari dari kenyataan, kebosanan, mudah tersinggung, merasa tidak dihargai, mudah curiga, terburu-buru, merasa hanya dirinya yang dapat menyelesaikan pekerjaan, depresi dan gejala psikosomatis. Psikosomatis merupakan gejala fisik yang timbul atau dipengaruhi oleh pikiran atau emosi. 

 

 

 

Penyebab Burnout

Penyebab burnout sangat luas, misalnya stress, perkembangan karir yang terhambat, work overload, realita yang tidak sesuai ekspetasi, merasa pekerjaannya sia-sia, tidak berguna, tidak efektif dan tidak dihargai. 

Dalam klasifikasi yang lebih rinci, penyebab burnout dibagi dalam beberapa faktor.

  1. Pertama, faktor keterlibatan dengan penerima pelayanan.
  2. Kedua, faktor lingkungan kerja berkaitan dengan beban kerja yang berlebihan, konflik dengan rekan kerja, posisi pekerjaan yang tidak sebanding dengan tugas yang diberikan, dukungan sosial dari rekan kerja yang tidak memadai dll.
  3. Ketiga, faktor individu meliputi  faktor demografik (jenis kelamin, etnis, usia, pendidikan dan status perkawinan) serta faktor kepribadian (merasa minder, tidak percaya kemampuan diri, kebutuhan dan motivasi terlalu besar, dan kemampuan yang rendah dalam mengendalikan emosi).
  4. Keempat, faktor sosial budaya meliputi nilai yang dianut masyarakat umum berkaitan dengan profesi pelayanan sosial.

Saat terkena burnout, seseorang dapat kehilangan minat dan motivasi serta merasa sangat 

lelah untuk melakukan suatu tugas. Alhasil tugas/pekerjaan yang diberikan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk selesaikan. Belum lagi adanya tugas-tugas baru yang berakhir dengan tugas yang menggunung.

Terlihat jelas bahwa burnout menyebabkan berkurangnya produktivitas kerja. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja dari pekerja maupun perusahaan tempatnya bekerja. Seperti pemecatan, pemotongan gaji, penurunan pangkat bagi pekerja dan kerugian finansial bagi perusahaan. Kemudian berimbas pada kemampuan ekonomi menurun, kebutuhan-kebutuhan hidup tidak terpenuhi dan kemiskinan.

 

 

 

Lantas, Bagaimana Cara Mengatasi Burnout?

Adapun cara-cara mengatasi burnout sebagai berikut 

  1. Memanajemen waktu dengan baik, Anda bisa memisahkan pekerjaan atau tugas mana yang penting dan mendesak, penting dan tidak mendesak, tidak penting namun mendesak, kemudian tidak penting dan tidak mendesak.
  2. Menyisihkan waktu untuk bersenang-senang atau melakukan kegiatan yang disukai. Hal ini membantu Anda melepas beban dan meringankan pikiran.
  3. Curhat, sampaikan keluh kesah Anda. Anda bisa menulis diary di buku, cerita ke teman, atau memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini juga dapat membantu Anda menjernihkan kepala Anda.
  4. Meningkatkan motivasi dan minat untuk menyelesaikan pekerjaan sehingga pekerjaan atau tugas Anda dapat selesai.

 

BACA JUGA:

5 Ciri-Ciri Burn Out yang Perlu Diwaspadai

Penjelasan Sindrom Todd, Bikin Penderita Jadi Alice in Wonderland

 

 

Referensi

Alodokter. 2020. Mengenali Gangguan Psikosomaik dan Cara Mengobatinya. https://www.alodokter.com/mengenali-gangguan-psikosomatik-dan-cara-mengobatinya. Diakses tanggal 16 November 2021.

Fadhila, I. 2021. Stress dan Muak dengan Pekerjaan? Waspadai Burnout syndrome. https://hellosehat.com/mental/stres/burnout-syndrome/. Diakses tanggal 16 November 2021.

 

Mutiasari. 2020. Strategi Mengatasi Burnout di Tempat Kerja. Jurnal Pro Bisnis.3(1):40-47.

Haryanto. 1996. Burnout : Penghambat Produktifitas yang Perlu Dicermati.