3 Fenomena Quarter Life Crisis

Usia 20-an, ketika memasuki usia ini, berbagai pemikiran dan kekhawatiran mulai bermunculan. Simak Pembahasannya!

3 Fenomena Quarter Life Crisis
Ilustrasi Quarter Life Crisis

Quarter life crisis atau usia 20-an adalah usia awal menuju gerbang kedewasaan. Ketika memasuki usia ini, berbagai pemikiran dan kekhawatiran mulai bermunculan.

Mulai dari karir, pekerjaan, hingga asmara. Bahkan tak jarang, seseorang menjadi lebih mudah overthinking di usia ini.

Terlebih ketika kamu mulai membandingkan diri dengan orang lain. Rasa minder dan berkecil hati, tidak dapat dipungkiri pasti akan mampir di benak.

 

Hal Menarik Tentang Quarter Life Crisis

Berikut beberapa fenomena yang sering terjadi di masa quarter life crisis.

1. Kecemasan Juga Menyerang Remaja

Seiring berjalannya waktu, kekhawatiran ini tidak hanya dirasakan oleh mereka yang sedang berada di usia 20-an.

Lebih muda lagi, bahkan beberapa remaja di sekolah menengah atas juga mulai banyak yang mengkhawatirkan kehidupannya di masa depan.

Terlebih saat ini masih banyak remaja yang tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Selepas sekolah, mereka terpaksa harus mencari uang dan bertarung dengan banyaknya problematika di tempat kerja.

Setiap orang memang memiliki proses dan roda waktunya masing-masing. Tidak semua orang beruntung dan memiliki kesempatan untuk sukses di usia muda. Tidak semua orang yang sukses di usia muda, juga akan tetap sukses di masa depan.

Para remaja dengan kecemasan ini seringkali lupa bahwa roda kehidupan akan berputar. Di usianya yang masih sangat muda, tentu mereka masih memiliki banyak waktu untuk terus mengejar kesuksesan.

Berhenti membandingkan diri dengan orang lain bisa menjadi salah satu solusi untuk menekan cemas. Selain itu, membandingkan diri juga hanya akan membuatmu merasa lelah.

2. Kelelahan Psikis

Tahukah kamu bahwa psikis yang lelah jauh lebih berbahaya dibanding lelah secara fisik? Jika ini terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan seseorang akan semakin terpuruk. Jika sudah begitu, ia akan semakin tertinggal dan kesulitan mengejar ketertinggalan.

Media sosial kerap menjadi sumber racun utama dalam jiwa seseorang. Melihat postingan teman sebaya yang sudah banyak mengunjungi tempat-tempat baru yang belum pernah kamu datangi, tentu akan membuatmu merasa ingin merasakan hal serupa.

Melihat banyaknya pengalaman, pencapaian, serta relasi yang dimiliki teman sebaya, bahkan adik kelasmu semasa sekolah, tidak jarang membuatmu semakin ciut.

Oleh karenanya, tidak ada salahnya untuk mengasingkan diri sejenak dari media sosial.

3. Perlunya Waktu untuk Diri Sendiri

Terlalu banyak terpapar media sosial memang akan berpengaruh bagi psikis seseorang. Sehingga, ruang dan waktu untuk tidak terus melihat kehidupan orang lain menjadi sangat diperlukan.

Sabar. Tenang. Waktumu tidak hanya hari ini. Masih ada besok, lusa, dan waktu-waktu yang lain.

Kelak ketika waktunya tiba, kamu juga akan bisa merasakan hal yang sama seperti teman-temanmu yang lain. Mungkin tidak sama persis. Mungkin saja berbeda, tetapi dengan makna dan pelajaran yang sama. Jangan terlalu membebani diri sendiri.

Kamu tidak harus meraih segalanya sekarang, di usia 20-an. Jangan terlalu keras pada diri sendiri.

 

Sumber gambar: Ilustrasi Quarter Life Crisis | https://unsplash.com/photos/RNiBLy7aHck