Margarita Burn, Kulit Terbakar Sebab Kulit Jeruk?
Pernah dengar istilah margarita burn? Ketika kulit terbakar oleh sinar matahari sebab baru selesai mengupas jeruk dan tidak langsung membersihkannya.
Margarita burn atau dalam istilah medis dikenal sebagai fitofotodermatitis, merupakan kondisi kulit yang terjadi akibat kombinasi paparan sinar matahari serta zat kimia tertentu yang terdapat pada tanaman, khususnya jeruk.
Nama margarita burn berasal dari minuman margarita yang sering mengandung jeruk nipis, sebab kondisi ini sering terjadi pada orang yang terkena jus jeruk nipis di kulit saat berjemur di bawah sinar matahari.
Penyebab Margarita Burn
Margarita burn terjadi karena adanya reaksi kimia yang dipicu oleh zat bernama furocoumarins. Zat ini banyak ditemukan pada beberapa jenis tanaman, terutama jeruk nipis, lemon, seledri, peterseli, juga beberapa buah atau sayuran lainnya.
Ketika furocoumarins menyentuh kulit dan terpapar sinar ultraviolet (UV), reaksi fotosensitif terjadi. Reaksi inilah yang menjadi penyebab peradangan pada kulit, yang dapat berujung pada luka bakar, kemerahan, atau hiperpigmentasi.
Kondisi ini sering kali tidak disadari oleh sebab paparan awal tak menyebabkan rasa sakit secara langsung. Namun, beberapa jam setelah kulit terpapar, gejala mulai muncul, dan kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu.
Gejala Margarita Burn
Gejala utama margarita burn, antara lain:
1. Kemerahan pada Kulit: Area kulit yang terkena furocoumarins akan memerah setelah terpapar sinar matahari.
2. Rasa Perih atau Terbakar: Beberapa orang melaporkan sensasi terbakar atau nyeri pada kulit.
3. Luka Lepuh: Dalam kasus yang lebih parah, luka lepuh dapat muncul, mirip seperti luka bakar tingkat pertama atau kedua.
4. Hiperpigmentasi: Setelah proses peradangan mereda, kulit yang terkena sering kali meninggalkan noda gelap yang sulit hilang.
Siapa yang Berisiko?
Siapa saja bisa terkena margarita burn, tapi orang-orang yang sering berada di bawah sinar matahari, seperti pelancong pantai, petani, atau penggemar aktivitas luar ruangan, akan lebih rentan. Mereka yang bekerja dengan tanaman yang mengandung furocoumarins juga mempunyai risiko lebih tinggi.
Cara Mencegah Margarita Burn
1. Hindari Paparan Langsung: Setelah menggunakan jeruk nipis, lemon, atau tanaman lain yang mengandung furocoumarins, pastikan untuk selalu mencuci tangan dan area kulit yang terpapar dengan sabun dan air bersih.
2. Gunakan Tabir Surya: Tabir surya dapat melindungi kulit dari efek sinar UV yang memperburuk reaksi.
3. Pakailah Pakaian Pelindung: Jika bekerja dengan tanaman yang mengandung zat ini, gunakan sarung tangan, baju lengan panjang, atau pelindung lainnya.
4. Jangan Menyentuh Wajah atau Kulit Secara Langsung: Hindari menyentuh kulit setelah memotong jeruk atau buah yang mengandung furocoumarins, terutama jika sedang berada di luar ruangan.
Pengobatan Margarita Burn
Jika mengalami margarita burn, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Kompres Dingin: Gunakan kain basah dingin untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan.
2. Gunakan Krim Anti-Inflamasi: Krim yang mengandung hidrokortison dapat membantu mengurangi peradangan dan rasa gatal.
3. Jaga Kebersihan Luka: Jika ada lepuh, pastikan untuk menjaga area tersebut tetap bersih untuk mencegah infeksi.
4. Konsultasi dengan Dokter: Jika luka bakar cukup parah atau menyebabkan rasa tidak nyaman yang signifikan, segera konsultasikan dengan dokter atau spesialis kulit.
Dengan demikian, margarita burn mungkin terdengar sepele, tetapi kondisi ini mampu menimbulkan ketidaknyamanan serius jika tidak ditangani dengan baik. Untuk mencegahnya, selalu pastikan untuk mencuci kulit setelah terkena zat kimia dari tanaman tertentu, terutama jika akan terpapar sinar matahari. Dengan langkah pencegahan yang tepat, kita dapat menikmati aktivitas luar ruangan tanpa khawatir terkena kondisi ini.